Gunakan Garam Beryodium ~ Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 (Kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994, semua garm yang beredar di Indonesia harus mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAJY) di Indonesia. GAKY merupakan masalah gizi yang serius, karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin. Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Indonesia saat ini diperkirakan kehilangan 140 juta I.Q point akibat GAKY.
Perhitungan ini didasarkan pada klasifikasi pengurangan I.Q point sebagai berikut :
Kretin (GAKY berat) = 50 point
Gondok = 5 point
Bayi di daerah GAKY = 10 point
GAKY bentuk lain = 10 point
Catatan:
- Rata-rata IQ manusia normal = 110
- IQ dibawah 80 point tergolong bodoh
- IQ point merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam hal berpikir, memecahkan masalah dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
Seperti halnya anemia gizi besi, anak sekolah yang menderita GAKY biasanya memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan tingkat pendidikan formal tertentu. Bahkan mereka yang menderita GAKY tingkat berat (kretin, kretinoid) tidak mampu menyerap pelajaran pendidikan dasar. Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu ditumbuhkan kepedulian anak-anak di daerah gondok endemik. Selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari, mereka wajib minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan.Dosis pemberian kapsul Yodium adalah sbb:
Anak SD (daerah endemik berat) : 1 kapsul/tahun
Daerah Endemik Sedang dan Berat
Wanita Usia Subur (WUS) : 2 kapsul/tahun @ 200 mg
Ibu hamil : 1 kapsul/tahun
Ibu menyusui : 1 Kapsul selama menyusui
Mengingat dalam garam beryodium juga terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natirum dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko terjadinya stroke, yaitu pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupaka penyebab kematian pada orang dewasa di atas usia 40 tahun. Sedangkan, penyakit tekanan darah tinggi membawa risiko timbulnya penyakit jantung pada kelompok usia dewasa, karena itu hindari konsumsi garam yang berlebihan. Untuk menghindari pengaruh sampingan dari konsumsi garam beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per orang per hari (2• gram tiap 1000 kilo kalori), atau satu sendok teh setiap hari.
Dengan mengkonsumsi garam beryodium + 6 gram sehari, kebutuhan yodium dapat terpenuhi, namun ambang batas penggunaan natrium tidak terlampaui. Dalam kondisi tertentu, misalnya keringat yang berlebihan dianjurkan mengkonsumsi garam sampai 10 gram atau dua sendok teh per orang per hari, dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya yodium.
Demikian penting manfaat garam beryodium untuk mencegah dan menanggulangi GAKY, maka mutu garm beryodium yang beredar di pasar perlu dipantau. Cara untuk menilai mutu garam tidak sulit, yaitu dengan Test Kit Yodina yang tersedia di Puskesmas dan apotik. Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada Kit.
Garam yang bermutu baik akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam. Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan singkong parut. Caranya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka biang berkadar 25%. Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa menit.
Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu garam. Sebab garam yang tak beryodium tidak akan mengalami perubahan warna setelah diperiksa dengan cairan yodina maupun cairan singkong parut. Garam beryodium sebaiknya disimpan ditempat kering dan terhindar dari panas dan
sinar matahari.
Belum ada tanggapan untuk "Gunakan Garam Beryodium Dalam Memasak"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Sesuai Dengan Topik Bahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . !
Penulis Menerima Saran Dan Kritik Yang Membangun Bukan Sara.
Terima Kasih Sudah Berkunjung Di Blog Ini.
Salam Istimewa Dan Selamat Menjelajahi Dunia Gizi Dan Kesehatan